“One of the saddest thing that can happen is when one falls in love
while the others wants nothing more than friendships” – quote
Masih ingat kala kita pertama kali bertemu? Senyum di sudut bibir
saat itu mampu melelehkan hatiku, sesaat aku terlihat salah tingkah di
depan teman-teman. Kau sangat polos saat itu, dengan lelucon kecilmu
yang menggelitik, ah manisnya suasana itu. Dan kau hadir seolah-olah
penyemangat hariku. Sapaan pagi melalui pesan singkatmu saja sudah bisa
buat wajahku mirip dengan tomat. Tak lupa kau sisipkan emoticon lucu
hanya sekedar pemanis dalam pesan singkat itu. Aku yang tak begitu mahir
dalam membuat mu tersenyum, barangkali memang leluconku yang sangat
membosakan.
Hari demi hari kau semakin mempesona, aku bukan lagi suka rasanya
lebih dari yang kau bayangkan. Mungkin kau takkan tahu karena aku lebih
menyenangi hobiku yang sekarang, menyenangimu dalam diam, mencintai
dalam lirikan curian. Seperti secret admirer tapi, jelas kau sudah tau
identitas ku sebelumnya. Semunafik inikah aku? Jelas saja, aku takut.
Aku takut dicap sebagai wanita murahan. Mengucap kata cinta dahulu
sesungguhnya tak elit kata mereka. Tapi mereka tak tahu seberapa
rumitnya menjaga sesuatu yang berurusan soal hati.
Aku senang memperhatikanmu saat jauh, sekolah memang sarana paling
tempat buat aku untuk seketika menjadi detektif conan, menelaah setiap
langkah yang kamu tuju. Sekiranya memang aku fanatik padamu. Orang lain
pun tak bisa meng-judge aku seperti itu siapa suruh dia setiap harinya
memasuki pesan singkatku dan coba mengukir kata-kata manis yang pastinya
memikat wanita, fikirku. Tapi kau beda, beda antara kau di pesan
singkat dan kau di sekolah. Apa aku mencintai sosok lain dibalik
dinginnya sikapmu ketika di dunia nyata? Jelas kau tak punya kembaran
kan?…
Kau sering mengirimi ku pesan manis “aku bukan hanya sayang terlebih
aku mengagumimu, mengagumi setiap senyum yang kamu berikan sam, kau
masih meragukanku?” apa ini hanya sekedar basa-basi atau memang cukup
basi untuk dibaca? Kalau kau memang cinta kenapa kita tak punya hubungan
spesial? Aku sering berfikir bahwa kau itu maya.. hanya dalam khayal.
Berpura-pura menjadi tokoh tampan dalam dongeng. Tak bisa kah kau
benar-benar ada untukku?
“Memang cinta tak harus memiliki”. Semua orang yang cintanya selalu
disakiti logikanya akan seperti itu. Tapi aku tak mau. Apa enaknya jadi
orang yang dicintai tapi tak pernah dianggap? Jelas aku bukan pilihan.
Aku tak mau disamakan dengan wanita-wanita lain yang kau bimbangkan.
Mirisnya, hal itu membuat aku merasa bahwa mencintaimu membuat aku
menjadi murahan. Aku satu dan kau harus tahu itu.
Apa aku mencintai orang yang salah? Orang yang hadir seumpama hanya dalam angan maya? Mungkin, kau diam.
Tapi aku telah terbiasa denganmu, terbiasa dengan kreativitas mu,
terbiasa dengan lelucon klasikmu, terbiasa dengan gayamu menghiburku
saat dunia memojokkanku dengan sindirian kecil untuk menusuk mereka. Ya
aku tak seharusnya mengharapkan kita menjadi nyata. Aku hanya ingin kita
saling mengisi dan tak pernah berubah, takkan pernah.
Cerpen Karangan: Putri Meilinda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA YA ^^