Minggu, 01 Juni 2014

Friendzone or Friendzonk

“One of the saddest thing that can happen is when one falls in love while the others wants nothing more than friendships” – quote
Masih ingat kala kita pertama kali bertemu? Senyum di sudut bibir saat itu mampu melelehkan hatiku, sesaat aku terlihat salah tingkah di depan teman-teman. Kau sangat polos saat itu, dengan lelucon kecilmu yang menggelitik, ah manisnya suasana itu. Dan kau hadir seolah-olah penyemangat hariku. Sapaan pagi melalui pesan singkatmu saja sudah bisa buat wajahku mirip dengan tomat. Tak lupa kau sisipkan emoticon lucu hanya sekedar pemanis dalam pesan singkat itu. Aku yang tak begitu mahir dalam membuat mu tersenyum, barangkali memang leluconku yang sangat membosakan.
Hari demi hari kau semakin mempesona, aku bukan lagi suka rasanya lebih dari yang kau bayangkan. Mungkin kau takkan tahu karena aku lebih menyenangi hobiku yang sekarang, menyenangimu dalam diam, mencintai dalam lirikan curian. Seperti secret admirer tapi, jelas kau sudah tau identitas ku sebelumnya. Semunafik inikah aku? Jelas saja, aku takut. Aku takut dicap sebagai wanita murahan. Mengucap kata cinta dahulu sesungguhnya tak elit kata mereka. Tapi mereka tak tahu seberapa rumitnya menjaga sesuatu yang berurusan soal hati.
Cerpen Friendzone or Friendzonk
Aku senang memperhatikanmu saat jauh, sekolah memang sarana paling tempat buat aku untuk seketika menjadi detektif conan, menelaah setiap langkah yang kamu tuju. Sekiranya memang aku fanatik padamu. Orang lain pun tak bisa meng-judge aku seperti itu siapa suruh dia setiap harinya memasuki pesan singkatku dan coba mengukir kata-kata manis yang pastinya memikat wanita, fikirku. Tapi kau beda, beda antara kau di pesan singkat dan kau di sekolah. Apa aku mencintai sosok lain dibalik dinginnya sikapmu ketika di dunia nyata? Jelas kau tak punya kembaran kan?…
Kau sering mengirimi ku pesan manis “aku bukan hanya sayang terlebih aku mengagumimu, mengagumi setiap senyum yang kamu berikan sam, kau masih meragukanku?” apa ini hanya sekedar basa-basi atau memang cukup basi untuk dibaca? Kalau kau memang cinta kenapa kita tak punya hubungan spesial? Aku sering berfikir bahwa kau itu maya.. hanya dalam khayal. Berpura-pura menjadi tokoh tampan dalam dongeng. Tak bisa kah kau benar-benar ada untukku?
“Memang cinta tak harus memiliki”. Semua orang yang cintanya selalu disakiti logikanya akan seperti itu. Tapi aku tak mau. Apa enaknya jadi orang yang dicintai tapi tak pernah dianggap? Jelas aku bukan pilihan. Aku tak mau disamakan dengan wanita-wanita lain yang kau bimbangkan. Mirisnya, hal itu membuat aku merasa bahwa mencintaimu membuat aku menjadi murahan. Aku satu dan kau harus tahu itu.
Apa aku mencintai orang yang salah? Orang yang hadir seumpama hanya dalam angan maya? Mungkin, kau diam.
Tapi aku telah terbiasa denganmu, terbiasa dengan kreativitas mu, terbiasa dengan lelucon klasikmu, terbiasa dengan gayamu menghiburku saat dunia memojokkanku dengan sindirian kecil untuk menusuk mereka. Ya aku tak seharusnya mengharapkan kita menjadi nyata. Aku hanya ingin kita saling mengisi dan tak pernah berubah, takkan pernah.
Cerpen Karangan: Putri Meilinda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA YA ^^