aku telah berdosa
apakah kau akan
memaafkanku ,Tuhan?
Perkenalkan namaku adalah Narkoba atau kau
bisa memanggilku dengan nama lain yaitu Napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Aku memang kecil, tapi aku bisa
membuat kalian hancur. Banyak orang menyukaiku, terutama mereka yang sudah
hilang akal sehatnya.
Kali ini korban ku
bernama Lesline Camela, dia adalah seorang gadis remaja berparas cantik
dengan hidung mancung,berkulit putih dan memiliki ukuran tubuh bak seorang
model papan atas sehingga bisa dibilang dia hampir cantik sempurna. Dia
dilahirkan dan dibesarkan ditengah-tengah keluarga yang harmonis dan berkecukupan.
Dan Lesline adalah anak tunggal dari keluarga itu. Lesline adalah seorang murid
berprestasi dari sekolah dasar, itu semua juga berkat motivasi dari keluarganya.
Sekarang Lesline masih kelas 1 SMA. Intinya dia adalah gadis yang beruntung
karna memiliki semua kesempurnaan itu.
Namun Lesline tak pernah menduga, kehidupan seperti itu tak berjalan
selamanya. Semua itu berawal, ketika Lesline yang baru saja pulang sekolah tak
sengaja melihat ayahnya yang sedang menampar ibunya dengan penuh amarah.
Lesline melihat dengan mata kepalanya
sendiri. Lesline tak menyangka tangan itu yang biasanya melindunginya dan
ibunya, kini malah menampar wajah ibunya. Dan semenjak sa’at itu Lesline tak
kuasa menahan air mata yang terus keluar membasahi pipinya. Lesline berharap
kejadian gila itu cepat dilupakannya karna itu sangat menyakitkannya. Hingga
akhirnya pertengkaran itu berujung pada perceraian yang lebih menyakitkannya
lagi.
Kini hari-harinya dipenuhi dengan lamunan, rasa sakit yang
luar biasa membuat jantungnya terasa berat dan sesekali merasakan dadanya sesak
seperti kehabisan nafas, inginya berteriak namun tak bisa suaranya seperti
tertahan untuk keluar. Rasa sakit yang menusuk direlung hati yang paling dalam
itulah yang dirasakannya sa’at ini.
Dan Lesline pun memutuskan untuk pergi ke rumah neneknya,
berharap ia akan mendapatkan ketenangan disana. Malam pun tiba, Lesline masih
termenung terus membayangkan kejadian itu mereka-reka ulang sa’at ayahnya
menampar ibunya dan membuat ibunya menangis dan Lesline ikut merasakan rasa
sakit itu. Dan perlahan tetesan air matanya mulai membasahi pipinya lagi Lesline
berusaha tegar dengan terus memukuli dadanya dengan salah satu tangannya.
Hingga terdengar sebuah suara langkah kaki neneknya membuyarkan lamunannya.
Lesline cepat-cepat menghapus air matanya dan mengalihkan pandangannya ke arah
neneknya. “Kau tidak mengantuk Lesline?” terlihat neneknya mulai duduk
disampingnya. Lesline hanya menggelengkan kepalanya. Perlahan Lesline tersenyum
dan menjawabnya lirih “aku tidak bisa tidur nek”.
“Aku tahu Lesline apa yang sedang kau rasakan sa’at ini,
gundah, sakit, rindu bercampur aduk jadi satu seperti es campur milik pak
lukman tetangga sebelah” kata neneknya bercanda mencoba menghiburnya. Lesline tertawa
pelan mendengarnya. “aku sebatang kara nek!” teriaknya. “Ssst..kau tidak boleh
bicara seperti itu Lesline.” Sebelum neneknya selesai berbicara Lesline
memotong pembicaraanya. “Tapi aku tidak memiliki keluarga yang aku banggakan
lagi nek, keluargaku telah hancur mereka jahat pergi meninggalkan aku sendiri.”
Suaranya semakin pelan dan semakin tak sanggup menahan air matanya. Mereka diam
sesa’at dan suasana menjadi hening. Perlahan neneknya memulai pembicaraan dan
mencoba menenangkannya ”Bagaimana pun keadaan mereka, mereka tetaplah
orangtuamu, kau tetap anggap mereka ada jangan pernah kamu katakan kalau kau
tidak mempunyai keluarga, cobalah kau ingat-ingat kembali sa’at kau dipeluknya
manja, selalu ada sa’at kau
membutuhkannya, gurauan candanya, bahkan mereka berusaha mewujudkan apapun yang
kau mau.” Lesline terdiam tak ada sepatah kata pun yang terlontar. Kata-katanya
serasa menusuk hatinya dan air matanya menetes, isak tangis Lesline mulai
keluar di malam yang hening tak ada suara sa’at itu hanya suara tangisnya yang
ada “Tidurlah Lesline ini sudah malam, lupakanlah kejadian ini bersama mimpi
indahmu Lesline.”
Lesline pun menurutinya “Baiklah nek” jawab Lesline
mengangguk. “Berjanjilah padaku untuk selalu tersenyum dalam menghadapi
berbagai masalah.” Tanya neneknya. “Aku berjanji nek.” Lesline mengiyakannya
sambil tersenyum.
Tak lama kemudian Lesline mencoba memejamkan matanya dan
tertidur. Hari menjelang pagi sang fajar mulai memamerkan sinarnya pada dunia.
Lesline terbangun dari tidurnya yang lelap. Perceraian orang tuanya membuatnya
putus asa tapi Lesline tahu kehidupan tetap berjalan. Hari demi hari dilaluinya
dengan kesunyian. Yang biasanya terdengar gurauan ayah dan ibunya yang selalu
membuatnya tertawa, kini semua itu terasa hambar baginya. Terkadang ketika Lesline
melihat temannya yang diantar oleh ayah ataupun ibunya, membuatnya tak tahan
membendung air matanya. Lesline sangat merindukan kehidupan seperti mereka.
Tak seperti teman-temannya yang lain yang sedang asik bersenda
gurau satu sama lain, akhir-akhir ini disa’at istirahat pun Lesline hanya duduk
terdiam termenung dibangkunya. Hal ini membuat penasaran salah satu teman
sekelasnya panggil saja dia Riani “Hey Les kalau aku perhatikan kau akhir-akhir
ini diam saja, kau kenapa Lesline?” tanyanya. “Aku tidak apa-apa kok Ri.” Jawab
Lesline tersenyum palsu. “Ayolah Les ceritakan semuanya padaku aku berjanji aku
akan merahasiakannya. Percayalah padaku” Kata Riani menyakinkannya.
“Percuma saja kau tidak akan mengerti,ini begitu rumit ada hal
yang membuatku bingung Ri kenapa mereka tega meninggalkanku. Orang tuaku
bercerai, keluargaku hancur Ri. Dan itu sangat menyiksa batinku.” Jelas Lesline
pura-pura tegar sambil menggigit bibirnya. “Sabar ya Les aku tau itu sangat
sulit untukmu tapi pakailah ini dan kau akan merasa tenang. Aku juga memakainya
disa’at aku sedang gundah dan ini sangat berguna” Balas Riani sambil memberikan
bungkusan kecil dari dalam sakunya.
Di dalam kamarnya Lesline terus memandangi bungkusan itu yang
diletakan di meja belajarnya dengan rasa penasaran Lesline mengambil bungkusan
itu dan membukanya perlahan-lahan, tiba-tiba muncul bau yang menusuk hidungnya.
Dihirupnya bau itu dalam-dalam. Lagi dan lagi. Ternyata benar apa yang
dikatakan Riani tanpa disadarinya Lesline bisa tenang karenanya. Dan sejak
sa’at itu narkotika menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Lesline tak bisa
lepas dari benda itu dalam arti lain Lesline sudah ketergantungan pada benda
haram itu.
Esok harinya disekolahan, Riani menghampiri Lesline dan duduk
disamping bangkunya.“Lesline, nanti malam kamu sibuk atau tidak? Kalau tidak
ikutlah denganku.”
“Kemana?” tanya Lesline. “Pokoknya dari pada kamu melamun
dirumah terus dan ujungnya pasti sedih mending ikut aku deh pasti seneng.”
Balas Riani. “Baiklah.” Jawab Lesline sedikit ragu.
Waktu menunjukan tepat pukul 10 malam, tiba-tiba hp Lesline
bergetar dan dilihatnya sms dari Riani yang mengingatkan janjinya dan akan
mengajaknya pergi dan Lesline mengiyakan ajakannya. Terlintas dipikiran Lesline
dulu ayah dan ibunya sering mengingatkannya agar tidak keluar pada malam hari
tapi itu dulu mencoba menyakinkan di benaknya apa salahnya sekarang mereka tak lagi
memperhatikannya mungkin ia akan mendapatkan kebahagian baru dengan
teman-temannya. Lesline keluar rumah menjaga langkah kakinya tetap pelan agar
tidak membangunkan neneknya yang sedang tidur. Dibuka pintu rumahnya dan disana
Riani sudah duduk didepan teras rumah menunggu Lesline “Riani,maaf aku sudah
membuatmu menunggu lama.”
“Ayo cepat masuklah
kedalam mobil.” Kata Riani pada Lesline. “Kita mau keman Ri?” tanya Lesline.
“Sudahlah kau diam saja, nanti kau juga akan tahu sendiri.” Jawab Riani. Mereka
melaju menuju tempat tujuan.“Apakah ini rumahmu Ri?” “Bukan ini rumah kenalanku
.
Tampak luar dari rumah itu sepi hanya gonggongan anjing yang
terdengar, namun ketika Lesline membuka pintu rumah itu sangat ramai seperti
klub malam di kota-kota besar disana sudah duduk teman-teman Riani yang sedang
asik berbincang satu sama lain dengan segelas anggur merah digenggaman mereka.
Lesline melihat keseluruh ruangan tampak botol miras berserakan dimana-mana.
“Kau pasti Lesline kan, aku joy temannya Riani” salah seorang dari mereka
menyapanya.
“Kemarilah! Bergabung bersama kami, cobalah ini pasti kau akan
suka” katanya dengan menyodorkan sebotol miras kepada Lesline. Lesline hanya
tersenyum tak tahu apa yang harus dilakukannya karna hal itu masih terlalu asing
baginya. Tetapi mereka terus membujuknya hingga Lesline mau meminumnya, itu
dilakukannya berulang kali hingga membuatnya mabuk berat dan berbicara
ngelantur. Lesline tak sadar bahwa dirinya telah dibujuk untuk bergabung dalam
pesta narkoba yang diingatnya hanyalah bersenang-senang melupakan segala hal
yang membuatnya putus asa.
Waktu menunjukan tengah hari, Riani mengantar pulang Lesline
kembali ke rumahnya. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kedua mata Riani mendadak
kabur, kepalanya pusing berat, Riani mulai membayangkan ilusi-ilusi aneh dan
“Braaaakkkk!!!....” mobil Riani menabrak sebuah pohon besar di pinggir jalan.
Keadaannya membuat kosentrasinya hilang dan tanpa disadarinya, ia telah
membahayakan nyawanya dan juga temannya Lesline. Mobil ambulans melaju cepat
mengeluarkan bunyi sirine khasnya menembus keruman orang membawa mereka ke
RSUD. Lesline tak sadarkan diri, sakit pada tulang kakinya karena patah
membuatnya tak mampu bertahan untuk membuka matanya, nafasnya terengah-rengah
ada trauma yang mendalam darinya karna melihat temannya terluka parah darah
yang bercucuran dari kepala Riani membuat kotor pakaian putih para suster, secepat
mungkin Riani digelinding ke ruangan UGD. Lesline yang mendapat pertolongan
pertama kembali tersadar. Lesline berusaha beranjak dari tempat tidurnya
berjalan pincang menuju ke ruangan Riani dimana Riani dirawat. Salah seorang
suster mencoba untuk mencegahnya tapi Lesline memaksa. Lesline gelisah dengan
pernyataan dokter yang akan didengarnya. Lesline terkejut mendengar, Lesline
To be continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA YA ^^