INDAH PADA WAKTUNYA
“Siang malam kunanti sebuah keajaiban atas penantianku”
Ini adalah kisah tentang perjalanan kisah cintaku, aku adalah Nayla
Wildania. Sekarang aku adalah seorang Manager di salah satu perusahaan
di Kota Malang. Setelah 3 tahun aku tinggal di Palembang kini aku
kembali ke kota asalku lahir. Suasana masih sama seperti dulu, terduduk
dan terdiam dalam kamar kesayanganku itulah yang paling kurindukan.
Suasana hujan menambah kesejukan sore itu. Kulihat deretan buku diary
yang tersusun rapi di atas meja belajarku. Aku mulai membuka lembar demi
lembar catatan yang terdapat di dalamnya. Sampai pada akhirnya tak
terasa tetesan airmata membasahi pipi ini ketika ku kembali pada memori
tentang cinta pertamaku yang tak pernah bisa tergantikan sampai saat ini
meski 7 tahun telah berlalu. Aku selalu berharap untuk dapat kembali
padanya tapi sepertinya Allah punya kehendak lain, tapi aku tak bisa
mengingkari hati ini bahwa aku masih mencintainya.
“cinta kau tebarkan di hatiku rasa di hati kecilku”
Tujuh tahun yang lalu saat itu aku duduk kelas 11 SMA. Dia datang
secara tiba-tiba sesuatu yang kuanggap tak mungkin menjadi kenyataan
ketika sahabatku mengenalkan dia sebagai kakaknya, Dina tidak pernah
mempertemukan tapi selalu menceritakan tentang dia yang membuatku
semakin mengagumi dia. Setelah itu aku mulai mengenalnya, 17 mei aku pun
memutuskan untuk menjalin cinta yang merupakan hal yang pertama
untukku. Saat itu aku begitu bahagia meskipun sahabatku tidak menyetujui
hubungan kami.
“Terima kasih untuk luka yang kau beri”
Akan tetapi kebahagiaanku akan cinta itu hanya berlangsung sekejap,
dan mengubah duniaku seperti duri-duri yang menusuk setiap tubuh ketika
harus kuhadapi kenyataan akan berakhirnya hubungan kami tepat 17 juni.
Ku tak sanggup harus menghadapi kenyataan saat kutahu dia tak pernah
menaruh hati untukku dan hanya ingin mencobaku. Setelah berakhir kisah
cinta pertamaku aku mulai hidup dengan semangat tinggi hanya untuk
meraih cita-citaku sampai aku tak pernah memikirkan cinta. Kini usiaku
sudah 26 tahun dan aku masih menjadi diriku yang dulu dengan
kepolosannya. Dering Hp menyadarkanku dari lamunan, sahabatku Dina dan
Nia ingin bertemu dan mengadakan reuni antara kita bertiga.
Suasana kafe pada sore itu terlihat begitu ceria tentu saja ketika
kita bertiga bersama maka akan terdengar celotehan dan becandaan yang
membuat suasana semakin riuh. Nia dan Dina terheran melihat penampilanku
yang telah berubah dari sorang Nayla yang tak bisa berdandan kini
berubah menjadi wanita feminin yang membuat semua orang amnesia.
Kegaduhan kita bertiga terpecah saat seorang pria datang yang membuat
jantungku berdetak semakin kencang. Tampak Nia hanya tersenyum saat ia
melihatku terdiam tanpa suara. Dina menyapa pria itu dengan sebutan
Vicky. Pria itu adalah Vicky cinta pertamaku yang membuatku tak bisa
move on. Terlihat dia menatapku begitu tajam hingga membuatku tak mampu
berucap. Tujuh tahun diriku tak pernah melihatnya tapi aku masih bisa
dengan jelas mengenalnya. Dia menanyakan diriku kepada Dina, dan Nia
tertawa lalu ia mengenalkanku sebagai mantan pacarnya. Dia hanya heran
karena dia punya begitu banyak. Lalu aku memperkenalkan diriku, saat
kumulai menggegam tangannya serasa jantung ini berhenti karena ini
pertama kalinya ku bisa menyentuh tangannya. Terlihat ia tersenyum
kepadaku dan terheran melihat perubahanku.
“Dan upayaku tahu diri tak selamaya berhasil”
Beberapa saat kemudian Vicky dan Nayla duduk berduaan setelah
ditinggal kedua sahabatnya pergi. Vicky memulai pembicaraan pada waktu
itu ia menanyakan kabar dan statusku, aku jawab saja aku masih seperti
dulu. Setelah panjang lebar kami mengobrol ia meminta nomor handphoneku
dan alamat rumah.
Aku pun terdiam dan terengah-engah saat berada di dalam taxi yang
membawa ku pergi, tak pernah kuduga bahwa semua harapan ku menjadi nyata
utuk bertemu dengannya walau diri ini serasa tak sanggup. Sesampainya
di rumah aku hanya bisa menetaskan airmata dengan memandang album
tentangnya yang tertata rapi. Setelah beberapa menit kemudiaan sebuah
sms ada di hpku. Saat kumulai membaca dan mengetahui sang pengirim aku
hanya bisa tersenyum dengan tetesan airmata setelah sekian lama aku
menunggu hanya untuk menerima sms darinya akhirnya hari itu aku
mendapatkanya. Aku pun membalas pesan singkatnya, berlanjut dengan
percakapan yang begitu panjang sampai pada akhirnya ia mengajakku utuk
bertemu di taman kota pada minggu sore, kesempatan itu pun tak
kusia-siakan.
“kembalilah kembalilah kurindu engkau disini”
Akhirnya hari itu tiba aku begitu bingung, sampai di taman kulihat
dia menungguku dengan kemeja dan celana panjang serta topi yang
membuatku tak bisa berucap betapa ku terpesona. Dia mulai menghampiriku
dan menarik tanganku untuk melihat sebuah pertunjukan. Dengan rona wajah
yang entah bagaimana jantungku berdegup kencang. Dia berkata ingin
mengajakku melihat band SCAFT yang merupakan favoritnya. Dia telah
menyiapkan 2 tiket untuk kami. Saat aku berdiri terlihat dia
melindungiku dari banyak orang, dia tampak senang dan aku pun juga.
Setelah melihat konser kami pun melanjutkan untuk dinner di sebuah café,
disitu kami berbicara banyak tentang diri kita masing-masing. Saat aku
bertanya kenapa dia tidak mengajak pacarnya, dia berkata bahwa
kekasihnya sedang sibuk. Saat dia menyebut kekasih? Aku begitu sakit
karena yang kutahu dia akan menyebut kekasih jika orang itu adalah yang
paling ia cintai.
“aku masih belum beruntung untuk medapatkan hatimu”
Dan inilah akhir dari penantianku dan ternyata dia bukan untukku.
Terdapat panggilan tak terjawab pada hp ku saat kulihat itu adalah dia.
Lalu dia menelponku lagi saat aku menjawab terdengar suara lantangnya ia
begitu tampak bahagia karena ia akan melamar kekasihnya, bagai
tersambar petir hatiku begitu sakit aku hanya bisa berkata selamat. Dia
meminta diriku untuk membantunya dalam menyiapkan kejutan untuk melamar
kekasihnya itu bersama Dina. Saat ku bertanya kenapa harus aku? Karena
dia menganggap bahwa dia begitu nyaman denganku walau baru saja
berteman.
“cinta selalu menyakitkan”
Hari untuk melamar pun tiba, walaupun begitu sakit untukku tapi aku
tetap harus tegar, Dina mengetahui apa yang aku rasakan. Saat Vicky akan
pergi menemui kekasihnya dia begitu terkejut saat orang yang ia kasihi
berdua bermesraan dengan laki-laki lain. Kami semua yang ada di tempat
itu hanya bisa menghela napas panjang. Perkelahian pun tak terelakkan
dan Vicky pun memutuskan kekasihnya itu serta pergi meninggalkan kami
semua. Acara lamaran pun gagal dengan bersamaan hancur pula hati seorang
pria.
Kejadiaan waktu itu pun telah berlalu tapi luka di dalam hati Vicky
tak berubah. Untuk menghilangkan kepenatan dia mengajakku untuk pergi
keluar saat kami sedang berjalan tiba-tiba jilbabku ditarik oleh seorang
wanita dan wanita itu adalah mantan kekasihnya. Aku begitu malu ketika
dia menyebutku sebagai perusak hubungan orang di depan umum, dengan
bercucuran air mata aku pun berlari meninggalkan semua dan Vicky
mengejarku tapi aku lebih dulu sampai dalam taxi.
Semenjak kejadiaan saat itu aku pun mulai menjauhi Vicky dan aku pun
berfikir untuk tak boleh mencintainya lagi. Setiap hari ia menemuiku
tapi aku selalu menghindar darinya saat dia menghubungiku aku hanya
membalasnya singkat sikapku membuatnya bingung. Suatu hari ia datang ke
rumahku dan meminta maaf atas kejadiaan saat itu ia juga berkata agar
diriku tak menghindar darinya, semua akan baik-baik saja itulah yang ia
katakan.
Perjalanan kami pun berlangsung ia sering bercerita tentang
kehidupannya dan bigitu pula aku. Setiap hari kita selalu bertemu.
Sampai pada suatu hari saat kami berada di Taman datang mantan
kekasihnya kulihat mereka berbicara, aku pun begitu sakit saat sang
wanita mengajak untuk balikan, wanita itu memeluk Vicky dan tatapan
Vicky begitu dalam yang membuatku yakin bahwa Vicky masih menyayangi
wanita itu. Aku pun pergi meninggalkan mereka berdua, sesampai di rumah
akupun memutuskan untuk kembali ke Palembang karena di sini aku hanya
mendapatkan luka yang tak pernah kering malah semakin memburuk. Tiket
sudah di tangan esok paginya aku memutuskan pergi, teman-teamanku
mengantarkanku ke bandara.
“tapi mengapa cinta datang terlambat”
Pesawatku telah terbang meninggalkan Vicky yang menyusul ke bandara
tatapi semua itu telah terlambat. Nia menceritakan semua pada Vicky atas
penyebab kepergiaanku lalu ia menunjukan sebuah diary yang berisi semua
kisahku yang begitu cinta. Vicky meneteskan air mata saat tau ia telah
menyia-nyiakan cinta tulus dari seorang wanita yang telah berharap
begitu lama mendapatkan cinta. Vicky juga menyadari bahwa ia telah jatuh
cinta
Satu tahun setelah kejadiaan itu aku kembali lagi untuk mengunjungi
pernikahan Dina disana tak kulihat Vicky, aku pun berfikir pasti dia
telah menikah dan hidup bahagia. Tak kuduga ternyata Vicky ada di
sebelahku, aku tersenyum malu saat mata kita saling menatap.
“berakhir sudah pencariaan kisah cintaku diri ini tak lagi sepi kini aku tak sendiri”
“hay, kenapa baru kembali?”
“gak papa aku lebih enak disana… eh gimana dengan pernikahanmu?”
“nikah? wahahhaha… belum kok. Tapi sebentar lagi aku bakalan nyusul dina
tapi aku masih nunggu dia kembali dan sekarang ia kembali…!!”
“selamet yah… aku turut bahagia.” “kamu gimana?” “aku? Gak tau orang
yang aku mau udah mau nikah sih?” Vicky “mata kamu kok merah?” “eh…
kelilipan. ngomong-ngomong calonmu ada disini?” “iyalah dia ada disini”
“mana-mana aku mau kenalan”
Vicky denngan menatap tajam ke arahku “dia ada di depanku dan kulihat
cinta dalam matanya yang selama ini aku sia-siakan, aku mencintaimu”
“aku…? Apaan sih becandanya lucu” “aku serius Vicky sayang Nayla… cinta Nayla dan akan menjaga hati ini Cuma buat Nayla”
Air mataku menetes deras dan aku hanya bisa berkata aku mencintaimu…
Inilah cinta yang akan indah pada waktunya entah harus berapa banyak
waktu tapi yakinlah semua akan indah.
TAMAT
Cerpen Karangan: Windi Hayati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA YA ^^