Kamis, 13 Maret 2014

Contoh Cerpen Romansa Remaja



Gengsi Jatuh Cinta   

   Yosi adalah murid kelas 2 SMA berumur 16 thn  yang biasa saja diantara teman-teman wanitanya yang lain yang pandai memakai make up dan semacamnya. Kacamatanya yang besar sehingga hampir menutupi seluruh bagian wajahnya adalah ciri khas Yosi. Dari kelas 1 SMA diam-diam dia menganggumi Bagas seorang siswa laki-laki yang merupakan idola para remaja perempuan di sekolah, wajar saja  wajahnya yang tampan,pandai,kaya dan seorang pewaris tunggal dari perusahan ternama, juga berbagai bakat telah dimilikinya. Tak heran bila dia sangat populer di sekolah. Yosi dan Bagas berbeda kelas, tentunya Bagas adalah siswa di kelas unggulan dan Yosi di kelas reguler. Hingga suatu ketika Yosi memberanikan diri untuk menyatakan perasa'annya kepada Bagas. "Heh Yos apa lo sudah yakin dengan apa yang akan lo lakuin?" Tanya Via sahabat baik Yosi. "Nggak Vi kurasa ini sudah waktunya untuk aku ungkapkan aku capek harus mendem terus perasa'an ini aku nggak mau terlalu lama nunggu mesti sampai kapan? iya nanti kalau takdir ada padaku tapi kalau tuhan menjawab lain?" Jawab Yosi ngeyel. "Apa nggak sebaiknya lo pikir dua kali dulu deh. Masalahnya....ini...hmm...aku khawatir Yos, aku takut dengan semua resiko yang terjadi nanti aku tidak mau sahabatku kenapa-kenapa" ungkap Vio khawatir. "Udahlah aku yang akan nanggung resiko apapun kamu nggak usah khawatir Vi aku nggak akan kenapa-kenapa kok" kata Yosi. "Yaudah semoga berhasil ya Yos" balas Vio kembali. Pada sa'at jam istirahat tiba Yosi menghampiri Bagas yang sedang berjalan menuju kelasnya. Dengan tubuh yang gemetar dan jantung yang berdetak keras Yosi mulai bicara perlahan " Ba..ba..gas se..se..sebenernya a..a..aku su..su..suka sama kamu dari kelas 1" walaupun suaranya sedikit gagap tetapi lantang dan keras hingga menarik perhatian murid lain untuk melihat mereka berdua kemudian Yosi memberikan mawar di genggamnya kepada Bagas "Eh lo suka sama gue ngaca dong lo siapa gue siapa nggak punya kaca ya lo dirumah" jawab Bagas singkat namun hal yang sangat menyakitkan bagi Yosi dan kata-kata yang mungkin tak mudah dilupakan baginya dan semua mata tertuju kearah Yosi yang mulai menertawakannya ketika Yosi berlari pergi kearah toilet dengan tetesan air mata dan mawar yang jatuh ke lantai. Vio melihat kejadian itu dan sesegera mungkin menghampiri Yosi ke toilet "tukan Yos lo sedih gue kan udah bilang dari awal gue nggak mau sahabatku kenapa-kenapa, sudahlah lupakan Bagas dia itu hanya cowok sombong yang cuman beruntung punya segalanya itu saja" kata Vio mencoba menenangkannya. " Aku nggak apa-apa kok Vi aku hanya ingin menangis itu saja." Jawab Yosi tersedu sembari melepas kacamatanya dan mengusap air mata yang membasahi pipinya dan dengan kaca didepannya. Malu, sedih dan sakit itulah yang dirasakannya sa'at ini.

Setaun telah berlalu kini ujian kenaikan kelas akan segera dilaksanakan dan penentuan kelas unggulan bagi murid kelas 3 akan segera di seleksi lagi. Selama ini Yosi tidak memikirkan apapun selain fokus pada ujian itu yang ada dipikirannya hanya belajar dan belajar itulah cara Yosi untuk melupakan segala permasalahan yang terjadi padanya termasuk rasa malu waktu itu sekitar 6 bulan yang lalu peristiwa itu sudah terjadi. Kini Yosi memang semakin giat belajar dan semakin aktif juga mengikuti ekstra-ekstra di sekolahnya bahkan Yosi menjadi ketua dari ekstra basket karna kepiawaiannya dalam bermain olah raga tersebut. Yosi juga sering kali mewakili acara-acara penting di sekolah. Sehingga sekarang ini tak sedikit siswa laki-laki yang menganggumi Yosi diam-diam karna penampilan Yosi yang sedikit berubah tanpa kacamata besarnya sehingga seluruh wajahnya kelihatan dan cantik itulah kata-kata yang tergambarkan sa'at ini juga karna berbagai prestasi telah diraihnya siapa yang tak suka padanya sekarang. Besok tepatnya ujian pertama akan berlangsung. Dikamar disanalah Yosi duduk di meja belajarnya dengan buku yang sedang dibacanya ia merasa tenang karna ia merasa persiapan yang dilakukannya sudah cukup. Hari esok telah tiba dan Yosi merasa sedikit gugup karna ini adalah ujian pertama yang harus dilewatinya. Sukses dengan ujian pertamanya, hingga tak terasa seminggu kemudian ujian itu telah berhasil dilalui Yosi dengan baik kini sa'atnya menunggu hasil kerja keras Yosi. Yosi tak sabar untuk segera menerima rapotnya, dan alangkah terkejutnya Yosi ketika nama Yosi yang pertama dipanggil oleh gurunya Yosi mendapat peringkat pertama di kelasnya dan bagi juara 1,2 dan 3 mendapatkan kesempatan untuk mengikuti test seleksi di kelas 3 unggulan termasuk Yosi.
      Dan tepatnya besok test itu akan segera dilaksanakan. Yosi semakin giat belajar dan berambisi untuk lolos dalam test itu. Esok telah tiba Yosi bersiap untuk berangkat ke sekolah kini ia sudah tak lagi remaja kelas 2 SMA yang dulu sekarang dia adalah siswi kelas 3 yang populer di sekolahnya karna prestasi-prestasi yang di dapatnya. Ketika di tengah jalan tiba-tiba montor dengan kecepatan tinggi dari arah belakang lewat dan genangan air di samping Yosi mengenainya dan membuat baju seragamnya kotor "ahh... sialan lo balik sini lo gue hajar lo hiih awas ya kalau ketemu lo lagi !!" teriak Yosi sebal. Kemudian Yosi mengambil botol kaleng di bawahnya dan melemparkannya ke pengendara itu sontan saja pengendara itu langsung membuka helmnya dan melihat kearah Yosi. Yosi sangat terkejut ternyata seorang pengendara itu adalah Bagas, Yosi langsung membalikan badannya ke belakang "ya ampun kenapa-kenapa ini bisa terjadi oh my god,apa yang harus gue lakuin" kata Yosi dalam hati sambil menggigit jari. Tak disangka Bagas kemudian menghampirinya "heh kau, kau kah yang melempar kaleng ini kearah gue? Asal lo tau ya sekali saja montor gue kegores sama sampah kaleng lo itu nggak akan pernah sebanding sama harga nyawa lo." Bentak Bagas sambil menunjuk kearah muka Yosi. Yosi pun diam sejenak dan menahan amarah hingga Bagas mulai pergi "eh bisa nggak ngomong sopan dikit sama cewek, dasar sok ngganteng lo" teriak Yosi. Bagas menoleh kearah Yosi dan tersenyum "emang gue ngganteng." Balas Bagas dengan sedikit menaikan sebagian alisnya. Yosi menggempalkan kedua tanganya menahan sejuta amarah pada Bagas "Dasar cowok nggak sopan bukannya minta maaf malah balik bentak gue harusnya gue yang marah payah." Gerutu Yosi. Sesampainya disekolah Yosi segera masuk kelas dan mengikuti test. Selesainya test, hasil nilai para peserta akan segera diumumkan 2 jam lagi dan Yosi sangat tidak sabar akan hal itu. Alangkah terkejut Yosi ketika dia melihat papan pengumuman dan namanya tercantum dalam peserta yang berhasil masuk kelas unggulan Yosi melompat-lompat kegirangan tanpa dia sadari bahwa banyak orang disekitarnya yang memperhatikannya. Saat hari pertama masuk dikelas barunya Yosi sangat tidak sabar Yosi duduk di bangku paling depan tanpa dia sadari Bagas sudah duduk dibelakangnya “hah bisa masuk kelas kayak gini aja keliatannya lo seneng banget ya dasar dari dulu lo sama aja” kata Bagas menghina. Yosi diam sejenak dengan raut wajah terkejut, dan Yosi tak sanggup untuk menghadap ke belakang dan membalas kata-kata Bagas. Perlahan-lahan Yosi menoleh ke arah Bagas “heh terserah gue dong hidup-hidup gue mau ngapain kek bukan urusan lo juga kali” balas Yosi yang sebenarnya menahan amarah. Begitulah keseharian mereka saling mengerjai satu sama lain Yosi sangat risih karna kehadiran Bagas yang menjadi teman sekelasnya. Apalagi bangku Bagas berada di belakang bangku Yosi sehingga tak jarang bahkan sering kali Bagas mengerjai Yosi, namun Yosi menjadi terbiasa dengan tingkah laku Bagas yang jail kepadanya. Tak terasa 6 bulan sudah berlalu dan Ujian Nasional sudah didepan mata dalam waktu 3 bulan lagi. Yosi diam-diam mengamati tingkah laku Bagas yang tak lagi sering menjailinya “eh ada apa sama tuh anak tumben banget, ah bodo amat dah ngapain juga gue pikir nggak penting banget.” Kata Yosi dalam hati. “eh Yos, ke kantin yuk laper nih” salah satu teman Yosi bernama Gladis mengajaknya. “iya ayo, kebetulan banget aku juga eh tapi sekalian ke perpus ya mau ngembaliin novel nih.” Yosi beranjak dari bangkunya dan pergi ke kantin ketika Yosi berada di tengah jalan menuju ke kantin tiba-tiba dari arah depan seseorang terburu-buru lari dan menabraknya “brukkk..” buku yang dibawa Yosi pun jatuh ke lantai. “Au... ati-ati dong mas kalau jalan” kata Yosi sambil membungkukan badan mengambil buku yang jatuh “maaf mbak nggak sengaja” kata seorang itu ikut membungkuk membantu Yosi membereskan bukunya yang jatuh. Tanpa mereka sengaja tangan mereka berpegangan dan Yosi terkejut ternyata Bagas lah yang menabraknya sejenak mereka diam bertatapan dengan tangan yang masih berpegangan dan Yosi segera menggelengkan kepalanya dan tersadar lalu melepaskan peganganya “hih modus banget sih lo, jangan-jangan lo sengaja ya biar lo bisa megang-megang tangan gue” teriak Yosi sambil berdiri dan merapikan bukunya. “Gue minta maaf gue nggak sengaja.” Jawab Bagas pelan. Sesampainya di kantin Yosi duduk dan melamun dengan tangannya menyangga pipi dan memutar-mutar mie dengan garpu sendok memikirkan tingkah Bagas yang benar-benar berubah kepadanya “aneh” dalam batin Yosi bingung tak sadar bahwa bakso pesanannya hampir dingin karna Yosi tak segera memakannya “eh Yos, liat deh kayaknya tuh cewek genit banget deh sama Bagas, yee ni anak malah ngelamun eh Yos..YOSI!!” teriak Gladis gregetan. “eh..i..iya lo tadi ngomong apa ya?” Yosi menjawabnya bingung. “Hih dasar lo tuh ya, awas loh jangan kebanyakan ngelamun nggak jelas ntar lo bisa kesambet lagi, tuh liat cewek itu kayaknya ganjen banget sama Bagas” kata Gladis. Yosi menoleh dan mengamati hingga Bagas membalas pandangannya dan bersikap sok nggak peduli dan melanjutkan pembicaraannya dengan cewek itu Yosi pun segera berbalik bertingkah sok fokus pada makanannya yang sebenarnya Yosi berfikiran sama dengan Gladis “dasar cewek ganjen nggak tau malu” dalam batin Yosi. “Sudahlah dis nggak usah nggosip melulu deh lagi pula nggak penting banget bahas mereka” kata Yosi kepada Gladis. “Bukannya gitu tapi aku penasaran aja, bukannya Bagas terkenal dingin ya sama cewek.” Balas Gladis. Kemudian mereka melanjutkan makan. “Eh tapi kayaknya aku nggak pernah liat tuh cewek, emang dia murid baru disini atau adik kelas kita?” saut Yosi lagi. “Katanya nggak penting bahas mereka gimana sih lo Yos.” Bentak Gladis gregetan. “Eh, Iya ya aku lupa hehe maaf” balas Yosi kembali.

3 bulan kemudian..

Akhirnya Yosi mendapatkan impiannya yaitu lulus dengan nilai terbaik tapi itu semua belum cukup baginya karna masih banyak impian yang belum diraihnya. Besok Yosi akan merayakan kelulusannya di sekolah bersama dengan teman-temannya. Esok telah tiba, dan aksi saling coret-mencoret siap membuat seragam SMA terakhirnya kotor.
“Eh, Yos nggak nyangka ya waktu secepet ini rasanya baru kemaren kita MOS eh.. sekarang sudah LULUS kayaknya aku bakalan kangen ni sama kamu Yos” kata Vio meneteskan air mata
“Sudahlah Vi rumah kita kan juga nggak jauh-jauh amat gue ataupun lo kan bisa maen ke rumah” jawab Yosi bijak sambil menepuk-nepuk bahu Vio dan mereka pun berpelukan sebagai tanda perpisahan
Yos, bisakah kau tanda tangani seragamku ini untuk yang terakhir kalinya” salah seorang penganggum Yosi.
Baiklah” Yosi tersenyum.
“Viooooo, sini dong foto bareng kita” teriak salah satu temannya.
“Eh..aku kesana dulu ya Yos” kata Vio.
“Oke..Vi” Jawab Yosi.
Tiba-tiba datanglah Bagas dan menghina Yosi “Haha rupanya kau ini ada penganggumnya juga”
“Eh nggak usah ngurusin kehidupan gue deh, urus saja hidup lo itu yang 2 kali lebih payah dari kehidupan gue kasian banget katanya lo cowok perfek tapi mana buktinya sampek sekarang lo juga belum tuh punya pacar” balas Yosi menghina.
Sa’at hendak pulang Yosi terburu-buru dan tak sengaja menabrak Bagas “brukkk...”
“Eh lo lagi, hati-hati dong kalo jalan” kata Bagas sedikit ngotot. “Ya..maaf nggak sengaja” jawab Yosi sedikit tidak ikhlas. Sa’at Bagas pergi salah satu kancing bajunya terlepas dan terjatuh ke lantai tanpa disadarinya, Yosi melihat kancing itu dan mengambilnya dan mungkin akan menyimpannya “Tak apalah apa arti sebuah kancing, apa salahnya” kata Yosi lirih sambil tersenyum memandangi kancing itu.

Sebulan kemudian setelah kelulusan..

Sesuai dengan tujuan Yosi selama masih SMA dulu ia sangat ambisius untuk masuk ke kuliah Seni. Dan semua itu terwujud sekarang Yosi di terima di sebuah Institut Seni dekat dengan sebagian kerabatnya disana yaitu di kota Yogya. Disana Yosi nge-kost di dalam rumah sederhana bersama teman-teman wanitanya yang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA YA ^^